Saluran irigasi baladewa teletak di
desa kalimanggis, kabupaten Temanggung.
Pada
zaman dahulu di suatu daerah belum ada penduduknya, kemudian ada beberapa orang
yang berkelana yang kemudian saling bertemu dan saling berembuk untuk membuat
saluran air untuk pengairan persawahan. Orang-orang itu adalah: Ki Sutoreko, Ki Canangga, Ki grendi Yoso, Ki Gayong, Nyai Giyuk
Mereka saling berembuk untuk membuat
saluran air. Saluran air ini diawali dari desa Candi Garon, kecamatan Sumowono
(sekarang). Setelah mereka saling bersepakat, mereka memulai pekerjaan
pembuatan saluran ini. Mereka
mengawali pekerjaanya dengan membuat saluran sepanjang kurang lebih 6 KM dari
desa Semanding sampai desa Kalimanggis. Pada awalnya mereka mencari patok-patok
dari bambu untuk damnya kemudian dibuat salurannya dari lereng-lereng tebing.
Konon ceritanya, tempat yang akan
di buat saluran irigasi ini banyak mahluk halusnya. Mahluk halus ini sering
kali menganggu jalannya pengerjaan saluran irigasi ini. Oleh karena itu atas
pemikiran dari kelima orang ini, maka timbullah pemikiran untuk mengalihkan
pemandangan dari mahluk halus ini.
Untuk mengalihkan pemandangan mahluk
halus ini mereka menari ledhek. Mahluk halus dapat dialihkan pandangannya, para
pria juga dapat menyelesaikan pekerjaannya, bahkan tempat yang paling sulit
sekali yaitu area yang berupa bebatuan yang sangat halus yang harus di tatah
yang berada di lereng bukit, dengan berpegang pada akar-akaran tetap bisa
dikerjakan sampai selesai.
Saluran
ini di beri nama dengan saluran Baladewa oleh para leluhur, dan untuk mengenang
serta menghormati jasa para leluhur, masyarakat sekitar ini membuat kesenian
yang disebut dengan kesenian coglok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar