Kamis, 25 Juli 2013

MONUMEN BAMBANG SUGENG



           
 Bambang Sugeng merupakan salah satui phlawan Nasional yang berani mempertaruhkan nyawanya bagi nusa dan bangsa terutama bagi daerah Temanggung.
            Bambang Sugeng lahir di Tegalrejo Magelang tanggal 31 Oktober 1913. Bambang Sugeng semasa hidupnya pernah menjadi Mayor Jenderal Purnawirawan TNI Angkatan Darat N.R.P. 10001. Selain itu Bambang Sugeng juga pernah menjabat Kasad Duta Besar R.I untuk negara Roma Vatikan, Jepang serta Brazillia.
            Bambang Sugeng juga memiliki beberpa bintang jasa antara lain Bintang Dharma, Bintang Katika Eka Paksi Klas I, Bintang Gerilya, Bintang Sewindu Stya lencana Kemerdekaan I&II, Satya Lencana G.O.M I&IV, Satya Lencana Kesetiyaan XVI, dan Satya Lencana Penegak.

            Menurut cerita daerah setempat Bambang Sugeng hidup waktu terjadi Agresi Belanda kedua tahun 1949 di daerah Temanggung. Pada waktu itu tejadi kekejaman Belanda kepada pahlawan-pahlawan serta masyarakat sekitar. Semua pahlawan atau tawanan oleh Belanda di penggal kepalanya di daerah sungai Progo, Kranggan. Banyak para pahlawan yang meninggal di Jembatan Sungai Progo ini.
            Bambang Sugeng sendiri memiliki pemikiran daripada mati dibunuh oleh Belanda, lebih baik mati bunuh diri. Akhirnya szewaktu Bambang Sugeng ingin di penggal, Bambang Sugeng menjatuhkan diri dari jembatan sungai Progo. Badannya terkapung-kapung di sungai Progo dan terbawa arus sungai. Sungai Progo merupakan sungai yang sangat besar.
            Namun, Bambang Sugeng pada waktu itu belum meninggal. Bambang Sugeng terdampar dan ditemukan oleh masyarakat sekitar. Kemudian oleh masyrakat sekitar di rawat, hingga akhirnya Bambang Sugeng bisa melakukan kehidupannya sehari-hari. Bambang Sugeng pada masa hidupnya tidak mau dikuburkan di tempat lain, Bambang Sugeng berpesan agar dimakamkan di dekat sungai Progo. Bambang Sugeng ingin menemani para pejuang lain yang telah rela gugur demi bangsa Indonesia. Bambang Sugeng wafat pada tanggal 22 juni 1977. Sekarang ini makam dari Bambang Sugeng ini masih terawat dengan baik. Di makamnya juga terdapat batu peringatan bertuliskan huruf jawa.
            Untuk mengenang jasanya pada tanggal 8 Agustus 1945, TNI Purnawirawan Poniman memberikan tanda jasa dengan membangun monumen Bambang Sugeng. Dalam Monumen ini, tangan Bmabang Sugeng mengarah kepada Sungai Pogo yang memberitahukan akan peristiwa kekejaman Belanda. Namun monumen ini tidak pernah dirawat, batunya pun ada yang telah rusak.

3 komentar:

  1. bagus banget postingane..... jadi teringet pejuang masa lalu gimana mereka memperjuangkan kemerdekaan indonesia..... kunjungi juga blog saya di http://belajarkulinerindonesia.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Termasuk juga Kakek buyut ku di makam kan masal di gunung tidar😔😔😔😔kasian tidak bisa menikmati kemerdekaan Indonesia setidak nya anak cucu sudah bebas dari penjajah Belanda😿😿damai di sorga oyang Johan Papilaya

    BalasHapus
  3. cerita nya mengajarkan banyak arti

    BalasHapus