Cerita ini terjadi
di desa Gedong Sari, Bojonegara, kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung.
Di
desa tersebut terdapat sepetak tanah sempit, yang konon ceritanya tanah itu
dipercaya masyarakat sekitar sebagai kraton Angling Darmo yang disebut dengan
nama “MALAWAPATI”. tetapi masyarakat sekitar menyebutnya dengan istilah “Batok
Bolu Isi Madu”. Kraton Angling Darmo ini memang secara kasat mata tidak dapat
di lihat. Mungkin kalau kita berkunjung ke tempat ini yang dapat dilihat
hanyalah sebuah pohon beringin yang sangat rindang yang dilingkari oleh tanaman
pagar dan dipagari dengan bambu. Menurut orang pintar, kraton tersebut sudah
meluas sampai wilayah Parakan dan sekitarnya.
Kraton
ini dianggap keramat oleh masyarakat sekitar. Siapa saja tidak boleh mendekati
lahan tersebut, mendokumentasikannya pun tidak diperbolehkan. Karena jika itu dilanggar maka orang itu
pasti tidak akan selamat. Entah itu akan menimbulkan sakit parah pada orang
tersebut yang kemudian meninggal atau hal lain yang bersifat merugikan. Sebagai
contoh, pernah ada seorang petani yang sedang mencangkul sawahnya dan tidak
sengaja cangkulnya menyenggol pagar dan sedikit tanah yang ada di kraton
Angling Darmo tersebut tercangkul. Setelah tidak berapa lama petani tersebut
sakit parah, secara medis tidak dapat terditeksi secara medis, sampai akhirnya
petani tersebut meninggal dunia.
Sekitar
tahun 2000-an, salah satu stasiun televisi menayangkan sinetron laga yang
mengambil cerita Angling Darmo. Masyarakat sekitar tidak ada yang berani
menonton tayangan tersebut karena pernah kejadian, saat salah satu masyarakat
desa tersebut menonton tayangan tersebut, tiba-tiba terjadi angin ribut dan
yang lebihy parah televisi itu langsung meledak. Demikianlah cerita tentang
Angling Darmo yang ada di desa Gedong Sari, yang masih diyakini oleh masyarakat
sekitar keramat sampai sekarang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar