Penampilannya
serba hitam: mulai dari paruh, bulu, kaki, taji, hingga cenggernya berwarna
hitam. Bahkan, kalau dipotong, dagingnya juga hitam. Begitu juga dengan tulang
belulangnya. Itulah ayam cemani, salah satu variasi paling sensasional
keturunan dari kerabat ayam kedu -salah satu galur ayam lokal, bukan ras
(buras) -yang banyak dicari orang. Ayam hitam yang juga dijuluki dengan ayam
kedu itu sering digunakan untuk hal-hal yang sifatnya magis dalam upacara
ritual. Misalnya untuk upacara pelarungan, ruwatan, serta pembangunan pabrik,
jembatan, atau gedung-gedung bertingkat. Tak cuma itu. Ayam cemani juga sering
dijadikan syarat untuk penyembuhan orang sakit. "Yaitu untuk yang sakit
aneh atau sakit dalam. Kadang untuk syarat pengobatan bagi orang yang sakit
akibat disantet,"
Ayam cemani disebut juga "ayam
kedu", karena berkaitan dengan tempat penangkarannya di Desa Beji,
Kecamatan Kedu, Jawa Tengah. Kota kecamatan berhawa sejuk itu dikenal sebagai
tempat beternak yang cocok bagi ayam kampung berbadan gempal dan tahan penyakit
itu. Dan itu sudah berlangsung puluhan tahun. Sebenarnya, kehadiran ayam cemani
di Kedu tak disengaja. Konon, menurut legenda, sebelum lahirnya kota
Temanggung, adalah seorang pertapa sakti, Ki Ageng Makukuhan. Beliau merupakan murid dari Sunan Kalijaga dan satu perguruan
dengan Ki Jugil Ararawar. Ki Ageng Makukuhan diberi tugas oleh Sunan Kalijaga
untuk menyebarkan agama Islam di wilayah gunung Sumbing. Ki Ageng Makukuhan
sangat menggemari ayam serba hitam -dan hanya paruhnya yang berwarna putihyang
menggemari ayam serba hitam -dan hanya paruhnya yang berwarna putih. Pada suatu
hari, saat bersemadi di sebuah kuburan keramat di daerah Kedu, Ki Ageng
Makukuhan mendapatkan wangsit untuk mengobati penyakit anak Panembahan Hargo
Pikukuh bernama Lintang Katon, dengan ayam itu. Entah bagaimana caranya,
akhirnya penyakit yang diderita anak semata wayang itu sembuh. Akhirnya, ayam
berwarna serba hitam kesayangan Ki Ageng Makukuhan itu dijadikan lambang
kesembuhan.
Perkembangannya pun di luar dugaan.
Hasil perkawinan sesama ayam hitam itu menghasilkan ayam hitam total, berbeda
dengan induknya. "Kalau ayam kedu hitam, mulutnya masih putih. Karena
hitam total itulah, akhirnya ayam jenis baru itu dinamai ayam cemani. Dalam
bahasa Sanskerta, cemani artinya hitam legam. Sebutan ayam cemani baru
populer pada l960-an, ketika berbagai upacara peresmian bangunan dilengkapi
dengan sesaji ayam serba hitam. Mulai saat itulah banyak orang yang datang ke
Kedu untuk mencari ayam cemani.
Tak
mengherankan jika harganya ikut melonjak. Itu merangsang masyarakat setempat
untuk beternak dan mengembangkan ayam cemani. Sayangnya, masyarakat setempat
kurang dibekali pengetahuan memadai. Akibatnya, banyak di antara mereka yang
gulung tikar di tengah jalan. Untuk mengatasi masalah itu, pemerintah daerah
melalui pemerintah desa membuat program-program khusus pelestarian hewan langka
itu di daerah Kedu, dengan mendirikan kelompok peternak ayam cemani bernama
"Makukuhan" diambil dari nama pertapa sakti tersebut.
JANGAN LEWATKAN PROMO MENARIK DARI KAMI
BalasHapusHUBUNGI KONTAK Kami
BBM : D8E23B5C
WHAT APPS : +85581569708
LINE : togelpelangi
WE CHAT : togelpelangi
LIVE CHAT 24 JAM : WWW-ANGKAPELANGI-NET
Ayo coba keberuntungan anda
jutaan rupiah menunggu anda