Perjalanan Sunan Amangkurat I dikawal para prajurit keratin
dengan mengambil route perjalanan Kedu-Banyumas-Tegal untuk kemudian singgah di
Kadipaten Carbon atau Caruban atau Cirebon. Singkat cerita, sesampainya di
suatu daerah barat Banyumas, Rombongan Gusti Sunan kehabisan perbekalan.
Kemasygulannya bertambah setelah ia harus menerima kenyataan bahwa ia harus
kehilangan puluhan prajuritnya yang mati akibat jarak tempuh perjalanan secara
infanteri dengan medan yang berat dan sangat jauh.
Di daerah tersebut, abdi setia Sunan Amangkurat I, bernama
Kyai Pancurawis yang juga bertindak sebagai sais kereta kencananya, kemudian
berusaha m
enjual barang-barang bawaan yang masih tersisa demi untuk kemudian
ditukar atau dibelikan kembali dengan bahan-bahan makanan pokok sebagai
perbekalan untuk meneruskan perjalanan yang masih jauh. Usaha Kyai Pancurawis
beserta para Ponggawanya ternyata berhasil. Baik barang yang memiliki nilai
jual tinggi ataupun rendah semuanya terjual dan tertukar habis sehingga
berhasil mendapatkan perbekalan yang dikehendaki.Bukan main senangnya hati Gusti Sunan melihat usaha abdi-abdinya. Sebagai wujud rasa syukurnya, ia menamakan daerah tersebut dengan AJIBARANG, yang berarti barang apapun yang dijual didaerah tersebut “ana ajine” atau ada harganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar