Rabu, 24 Juli 2013

PRASASTI MANTYASIH



           

            Prasasti Mantyasih terletak di Meteseh, sebelah Barat Karesidenan Kedu.  Lokasi ditemukannya prasasti diletakkan batu sebagai replikanya. Prasasti Mantyasih, 907 M, menceritakan bahwa Kota Magelang mengawali sejarah sebagai desa perdikan “Mantyasih” yang berarti beriman dalam cinta kasih dan di tempat itu terdapat lumpang batu yang diyakini masyarakat sebagai tempat upacara penetapan Sima atau perdikan (Dinas Pariwisata Magelang, 2000).

            Prasasti ini  menceritakan bahwa terdapat jalan panjang yang melintasi desa, sawah sungai gunung atau hutan yang pada saat tertentu dilewati para pejabat desa atau pejabat lungguh yang akan menyerahkan pajak dan upeti kepada raja jalan ini juga dilewati pada pedagang yang pergi ke pasar tidak jarang mendapat gangguan baik dari becu maupun begal.  Apalagi desa kuning dilewati jalan raya menuju ke parakan.  Oleh karena itu turunlah anugrah kepada lima patih dari matyasih berupa tanah sima : kelima orang patih ini diberi tugas untuk mengamankan desa dan menjagai jalan di desa kuning dari kerusuhan.   
Mantyasih terletak di tengah-tengah jalan raya yang menghubungkan antara dataran tinggi Dieng (sebagai tempat pemujaan) dengan Pranaraga yang berada di ponorogo saat ini.  Jalan raya itu menghubungkan antara Dieng-Wonosobo-Parakan-Magelang-Yogyakarta-Prambanan-Wonogiri-Pranagara.  Para patih diperintahkan untuk menjaga bangunan-bangunan suci yang ada di sekitar Mantyasih. Prasasti Mantyasih juga menyebutkan dua gunung yaitu Gunung Susundara dan Wukir Sunwing.  Selain tentang daerah perdikan juga diceritakan tentang urutan Raja-raja Mataram Kuno.

2 komentar:

  1. Salam kenal,

    "Salam Mantyasih"

    www.mantyasihcenter.blogspot.com

    BalasHapus