Kamis, 25 Juli 2013

MISTERI POHON TANEN



           Misteri pohon tanen ini terjadi di desa Jlamprang, kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung.
            Konon menurut ceritanya. Dahulu desa ini adalah sebuah hutan yang sangat lebat.  Kemudian atas inisiatif dari Kyai Rono Wijaya hutan ini dijadikan sebuah desa. Yang kemudian nama Kyai Rono Wijaya ini dijadikan tonggak sejarah dari desa Jlamprang ini. Lama kelamaan desa ini semakin banyak penduduknya. Pada umumnya masyarakat di daerah ini, memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bercocok tanam (petani).

            Kyai Rono Wijaya adalah seorang yang mempunyai kekuatan. Kekuatan itu teletak di tongkat yang dimilikinya. Tongkat milik Kyai Rono Wijaya dipercayai mempunyai kekuatan yang sangat sakti. Sebelun Kyai Rono Wijaya meninggal dunia, beliau menacapkan tongkat ini di suatu lahan yang dipilihnya sebagai tempat peristirahatannya yang terakhir. Kyai Rono Wijaya juga berpesan kepada masyarakat desa tersebut, jika suatu hari Kyai Rono wijaya meninggal agar Kyai Rono Wijaya dimakamkan di sebelah lahan yang sudah di tancapi dengan tongkat miliknya.
            Setelah Kyai Rono Wijaya meninggal, masyarakat setempat menguburkan jasad Kyai Rono Wijaya di lahan yang  telah diamanatkan Kyai Rono Wijaya tersebut. Keesokan harinya setelah Kyai Rono Wijaya meninggal, di makam Kyai Rono Wijaya tumbuh pohon yang sangat besar. Masyarakat desa tersebut menjadi tersadar bahwa pohon itu tumbuh tepat di lahan yang digunakan untuk menancapkan tongkat sakti milik Kyai Rono Wijaya. Sehingga, masyarakat  sekitar  mengambil kesimpulan bahwa pohon besar itu merupakan penjelmaan dari tongkat yang ditancapkan ole Kyai rono Wijaya. Pohon tersebut dinamakan dengan sebutan POHON TANEN.
            Pohon tersebut konon menurut masyarakat dipercayai sebagai amanat agar masyarakat  Jlamprang  tetap meneruskan profesinya sebagai seorang petani. Sampai sekarang masyarakat tersebut tetap menjaga kepercayaan tersebut, walaupun sebagian masyarakat ada yang berprofesi sebagai pegawai negeri dan pengusaha, tetapi mereka masih mempunyai lahan atau sawah untuk bertani. Karena bagi masyarakat daerah Jlambrang bertani merupan warisan leluhur yang harus tetap dijaga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar