Misteri pohon tanen ini terjadi di desa Jlamprang,
kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung.
Konon menurut ceritanya. Dahulu desa
ini adalah sebuah hutan yang sangat lebat.
Kemudian atas inisiatif dari Kyai Rono Wijaya hutan ini dijadikan sebuah
desa. Yang kemudian nama Kyai Rono Wijaya ini dijadikan tonggak sejarah dari
desa Jlamprang ini. Lama kelamaan desa ini semakin banyak penduduknya. Pada
umumnya masyarakat di daerah ini, memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bercocok
tanam (petani).
Kyai Rono Wijaya adalah seorang yang
mempunyai kekuatan. Kekuatan itu teletak di tongkat yang dimilikinya. Tongkat
milik Kyai Rono Wijaya dipercayai mempunyai kekuatan yang sangat sakti. Sebelun
Kyai Rono Wijaya meninggal dunia, beliau menacapkan tongkat ini di suatu lahan
yang dipilihnya sebagai tempat peristirahatannya yang terakhir. Kyai Rono
Wijaya juga berpesan kepada masyarakat desa tersebut, jika suatu hari Kyai Rono
wijaya meninggal agar Kyai Rono Wijaya dimakamkan di sebelah lahan yang sudah
di tancapi dengan tongkat miliknya.
Setelah
Kyai Rono Wijaya meninggal, masyarakat setempat menguburkan jasad Kyai Rono
Wijaya di lahan yang telah diamanatkan
Kyai Rono Wijaya tersebut. Keesokan harinya setelah Kyai Rono Wijaya meninggal,
di makam Kyai Rono Wijaya tumbuh pohon yang sangat besar. Masyarakat desa
tersebut menjadi tersadar bahwa pohon itu tumbuh tepat di lahan yang digunakan
untuk menancapkan tongkat sakti milik Kyai Rono Wijaya. Sehingga, masyarakat sekitar
mengambil kesimpulan bahwa pohon besar itu merupakan penjelmaan dari
tongkat yang ditancapkan ole Kyai rono Wijaya. Pohon tersebut dinamakan dengan
sebutan POHON TANEN.
Pohon
tersebut konon menurut masyarakat dipercayai sebagai amanat agar masyarakat Jlamprang
tetap meneruskan profesinya sebagai seorang petani. Sampai sekarang
masyarakat tersebut tetap menjaga kepercayaan tersebut, walaupun sebagian
masyarakat ada yang berprofesi sebagai pegawai negeri dan pengusaha, tetapi
mereka masih mempunyai lahan atau sawah untuk bertani. Karena bagi masyarakat
daerah Jlambrang bertani merupan warisan leluhur yang harus tetap dijaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar