Selasa, 02 Juli 2013

Legenda Rawa Putih

Menuurut cerita di deasa Pawedan wilayah Buaran Kabupaten Pekalongan. Dahulu kala ada seorang petapa yang sakti bernama Embah Kromongso. Kihidupannya pun damai dantrentambersama keluarganya. Embah Kromongso sebagai sesepuh di desa tersebut.
      Pada suatu hari keponakan Embah Kromongso datang di desa Embah Kromongso. Kedatangannya tidak di ketahui oleh Embah Kromongso, keponakannya masih muda tetapi ilmunycukup lumanyan hebat. Pemuda tersebut mengajarkan ilmunya kepada warga. Ketika Embah Kromongso pulang dari petapaannya dia terkecut warganya sedang sibuk untuk mempersiapkan slametan untuk disajikan kepada keponakaannya.
Embah Kromongso marah, ia langsung menuju ketempat pemuda itu, menanyakan kenapa tidak ijin dulu kalau mau menempati wilayah ini dan menyebarkan ilmu yang kau mliki. Pemuda itu langsung marah dan menghunuskan keris ke dada Embah Kromongso, tetapi tidak sampai ke dada Embah Kromongso malah ke dada pemuda tersebut, akhirnya pemuda tersebut meninggal kerisnya dicabut dan ditancapkan ke tanah samping mayat. Emba Kromongso mengamati mayat keponakannya sambil berkata : ”Matine manungso kaya matine kewan”. Maka seketika mayat tersbut hilang. Embah Kromongso berkata lagi ”Matine manungso kaya matine jim ora ninggal raga”. Seketika mayat itu ada lagi dan bentuknya lebih besar lagi. Maka kali ini Embah Kromongso berkaya ” Matine manungso kaya matine kebo”. Anehnya mayat berubah menjadi anak ayam, dan anak ayam itu dikubur sebelah keris oleh Embah Kromongso. Keris itu mengeluarakan air berwarna putih dan mengalir ke rawa, sejak itu air yang di rawa menjadi putih. Maka oleh masyarakat tempat itu bernama Rawa putih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar