Selasa, 02 Juli 2013

Asal usul daerah Pekalongan



Menurut cerita di desa Kekasi ada seorang yang sakti yang bernama Ki Ageng Cempaluk, dia mempunyai anak yang tampan dan gagah berani bernama Raden Bahu. Setelah anaknya dewasa dia menyuruhnya untuk mengabdikan dirinya ke Raja Mataram. Raden Bahu pun akhirnya berangkat ke Mataram. Raja mataram tidak langsung menerima Raden Bahu untuk dijadikan Punggowo. Raden Bahu disuruh membuat bendungan di kali Soka. Raden Bahu berhasil membuat bendungan tersebut.
            Raja Mataram sudah percaya kalau Raden Bahu bisa dijadikan Punggowo dan ternyata anak dari temannya sendiri yaitu Ki Ageng Cempaluk. Raden Bahu pun diutus menjemput putri Rantamsari yang akan
dipersunting sang Raja. Tetapi ketika Raden Bahu menjemput Rantamsari, Rantamsari tidak mau kalau dipersunting Raja melainkan dia minta dipersunting Raden Bahu. Karena rintihan tangisan Rantamsari Raden Bahu pun tak berdaya, benih-benih cinta mulai tumbuh diantara dua insan. Sehingga Raden Bahu bingung dihadapkan dua masalah yang sangat berat antara tugas dan cinta. Rantamsari bercerita kalau didaerah Kalibeluk ada gadis cantik yang tak kalah cantiknya dengan Rantamsari. Raden Bahu pun langsung ketempat gadis itu, meceritakan maksud dan tujuannya. Gadis itu bernama Endang Wuranti.
            Raden Bahu sampai di kerajaan, Endang Wuranti pun diserahkan ke Raja, tetapi ketika Endang Wuranti Menghadap Raja dia langsung pingsan. Raja pun langsung tahu kalau yang dibawa oleh Raden Bahu itu bukan Rantamsari. Raja Sultan Agung marah dan dendam. Dia ingin membunuh Raden Bahu dengan cara halus yaitu dengan cara mengutus Raden Agung untuk membuka hutan Gambiran yang belum pernah dijamah oleh orang, dan angker.
            Raden Bahu di hutan Gambiran tidak bisa tidur, hatinya sangat sedih. Tak lama kemudian ayahnya datang utuk memberi arahan. Raden Bahu disuruh semedi dipohon gorda dengan cara menyerupai kalong. Setalah semedi beberapa hari para jin dan dedemit tunduk. Akhirnya hutan itu bisa dibuka diberinama Pekalongan, nama yang diambil dari peristiwa Raden Bahu bertapa Ngalong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar