Pantai
Brecong terletak sekitar 10 km arah selatan kota Kebumen. Dari pusat kecamatan
Bulsupesantren, jaraknya sekitar 4 km, ke arah timur berbelok keselatan.
Menurut warga sekitar di tempat ini ada sebuah benda cagar budaya petilasan
Joko Sangkrib terletak tidak sampai 200 meter dari bibir pantai. Legenda Joko
Sangkrib merupakan salah satu potongan kisah dari sejarah Kabupaten Kebumen.
Dialah yang kelak di kemudian hari nyekel panguwoso (menjabat) Bupati Kebumen
pertama berjuluk Adipati Aruing Binang I.
Tak
jauh dari petilasan tersebut, terdapat bekas pendopo sang bupati. Meski bersisa
puing-puing, masyarakat desa setempat masih sangat menghormatinya. Tak sampai
sepelemparan batu dari tempat itu, sebuah bekas rumah, yang konon rumah
tinggalan warga negara Belanda berada di tempat itu. Tokoh setempat
mengungkapkan, meneer yang tinggal di tempat itu konon ngalap berkah,Konon
disini ada harta karun. Bagi siapa saja yang kuat laku perihatin ia bisa
mendapatkannya.
Pertapaan Joko Sangkrib
Menurut
warga Kabupaten Kebumen, Joko Sangkrib pernah menjadikan tempat itu sebagai
pertapaan saat melakoni perjalanan spiritualnya. Kelak kemudian hari, Joko
Sangkrib dikenal dengan nama Aruing binang Bupati Kebumen I. Dua buah petilasan
berupa makam dan bekas tempat pertapaan ada di tempat itu. Makam itu adalah
makam Mbah Bondoyudo dan Nyai Bondoyudo, leluhur Joko Sangkrib.
Sebuah
pohon waru yang diyakini berusia ratusan tahun berdiri di sisi kedua makam.
Alkisah, Joko Sangkrib bertapa di dekat makam Mbah Bondoyudo, nglakoni tapa
pendhem (bertapa di dalam tanah). Laku perihatin itu dilakoni selama 40 hari 40
malam. Pohon waru merupakan penanda apakah Joko Sangkrib berhasil atau
tidak menjalani laku prihatinnya. Tepat pada hari ke-40, pohon waru ternyata
tidak mati dan Joko Sangkrib juga masih hidup. Sampai saat ini, pohon waru itu
masih ada.
Singkat
cerita, setelah selesai bertapa, Joko Sangkrib sempat tinggal di Desa Brecong,
sebelum melanjutkan perjalanannya ke arah timur. Di Desa Brecong, Joko Sangkrib
menjadi penolong warga dari malapetaka. Pada akhir cerita, Joko Sangkrib
mendapat 'kamukten', menjadi Adipati Aruing binang.
Mitos
Area petilasan petilasan Joko Sangkrib berada pada kawasan pantai yang menjadi pusat latihan TNI AD. Di kawasan pantai sepanjang 23 km, membujur dari Kecamatan Mirit, Ambal, Buluspesantren dan Klirong, TNI biasa berlatih menembak.
Area petilasan petilasan Joko Sangkrib berada pada kawasan pantai yang menjadi pusat latihan TNI AD. Di kawasan pantai sepanjang 23 km, membujur dari Kecamatan Mirit, Ambal, Buluspesantren dan Klirong, TNI biasa berlatih menembak.
sekitar
tahun 2000 kemarin, salah satu pesawat latihan TNI AD yang jatuh, tak jauh dari
petilasan Joko Sangkrib. Hal ini biasanya terjadi pada malam hari dari penuturan tentara yang selamat, saat
terbang di atas petilasan, mereka melihat pesanggrahan Joko Sangkrib sangat
terang dan dipenuhi banyak orang. "Seperti pasar ada pasar di bawah,
sehingga pilot kesulitan saat hendak mendarat, hilang kendali, pesawat jatuh kemudian
terbakar,”.
Sejak saat itu, warga menyarankan anggota TNI AD
tidak berlatih pada malam hari. Meski, saat itu, masih ada sebagian anggota TNI
yang masih belum percaya. "Masih ada saja yang memaksa berlatih malam
hari. Baru setelah lampu pesawat tidak mau menyala dan komandan baru memberikan
perintah untuk tidak berlatih dimalam hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar