Mitos itu dipercaya secara turun-temurun.
Mitos itu terkait cerita tentang kekecewaan Raja Majapahit, Brawijaya terhadap
Kerajaan Demak dalam kisah Sabdo Palono Genggong. Brawijaya saat itu ingin
menyepi di Gunung Lawu namun diusir. Brawijaya akhirnya bersemedi di puncak
Merapi.
Saat menyepi di Merapi, Brawijaya
bertemu dengan seorang wanita tua yang konon disebut Nyai Petruk atau Mbah
Petruk. Mbah Petruk kemudian mengeluarkan sabda jika Ada pemimpin di sekitar
Merapi yang tidak benar dirinya akan menagih janji ujar.
Pada peristiwa meletusnya gunung merapi tahun 2010 ini, ada awan panas yang
menyerupai Mbah Petruk. Dalam foto itu kepala Mbah Petruk menghadap ke Selatan.
Ini artinya letusan Merapi yang terbesar akan menimpa di Yogjakarta dan
sekitarnya.
Kucir belakang dan hidung tajamnya menghadap ke selatan, Yogjakarta. Maka
diperkirakan yang akan mendapat akibat besar adalah kota Yogjakarta dan sekitarnya.
Mbah Diur (54), sesepuh Dusun
Gantan, Desa Ketunggeng, Kecamatan Dukun, Magelang menjelaskan Merapi secara
filosifi dan metafisis dikuasai beberapa arwah dari orang yang mumpuni. Salah
satunya Nyai Petruk atau Mbah Petruk yang menguasai bagian puncak bersama
mahkluk gaib lainnya, Den Mas Anwar, anak dari Pangeran Samber Nyawa penguasa
Gunung Lawu.
"Petruk
menguasai kawah dan Den Mas Anwar menguasai bagian puncak sampai ke
dalamnya," tegas Mbah Diur. Ada lagi tokoh ghaib lainnya yang diyakini
berdiam di Gunung Merapi. Tokoh ghaib itu adalah pangeran Sambang Dalan,
penguasa sisi kanan kiri lereng Merapi.
@sinaubudayajawa, belajar budaya jawa di blog yg keren ini....
BalasHapus#salam buat Mbah Petruk :-)
terimakasih sudah berkunjung ^_^
Hapus