Jumat, 04 Maret 2011

LEGENDA DESA AMBAL



Adreng grayah-grayah nalusur madosi wantah ingkang saestu karumpaka tengahing serat supados cetha katingal asri, purun kumawani amargi bombonging manah dipunngendikani para sadherek, sampun dipunbatos utawi angen, langkung prayogi menawi dipunrakit dados babad. Niat dhasar rila adreng cumanthaka kuwanen ngrempaka ngemba-emba utawi tiru-tiru kados dene pujangga kina, kadereng kepeksa boten anggaadhahi lingsem sanadyan dipun enjepi mangsa borong sumangga. Saestu dados wujud serat babad Ambal ingkang kados mekaten punika. Cupet cetha yen tanpa mawi tembung kawi, lan ukaranipun tumpang suh, namung kepeksa lumuhing lingsem menawi boten nyagahi gugup namung kebekta namung sagah, sanadyan sarwi kuciwa lan awon kepeksa nyandhi nyandikani dhawuh saking leluhur sabda pandhita kang minulya inggih punika Kangjeng Adipati Poerbonagoro jumeneng ngasta pusaraning praja ing Kabupaten Ambal ing wekdak semanten.

Kamis, 03 Maret 2011

DESA AMBAL


Adreng grayah-grayah nalusur madosi wantah ingkang saestu karumpaka tengahing serat supados cetha katingal asri, purun kumawani amargi bombonging manah dipunngendikani para sadherek, sampun dipunbatos utawi angen, langkung prayogi menawi dipunrakit dados babad. Niat dhasar rila adreng cumanthaka kuwanen ngrempaka ngemba-emba utawi tiru-tiru kados dene pujangga kina, kadereng kepeksa boten anggaadhahi lingsem sanadyan dipun enjepi mangsa borong sumangga. Saestu dados wujud serat babad Ambal ingkang kados mekaten punika. Cupet cetha yen tanpa mawi tembung kawi, lan ukaranipun tumpang suh, namung kepeksa lumuhing lingsem menawi boten nyagahi gugup namung kebekta namung sagah, sanadyan sarwi kuciwa lan awon kepeksa nyandhi nyandikani dhawuh saking leluhur sabda pandhita kang minulya inggih punika Kangjeng Adipati Poerbonagoro jumeneng ngasta pusaraning praja ing Kabupaten Ambal ing wekdak semanten.

JOKO SANGKRIB



            Setelah Sultan Agung wafat tahta kerajaan Mataram digantikan oleh puteranya yand bernama Sunan Amangkurat 1. Raja Baru itu ternyata kurang bijaksana dalam menjalankan tampuk pemerintahan. Pamannya, Pangeran Bumidirja seringkali memperingatkan agar raja tidak bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat. Namun, nasehat itu sama sekali tidak dihiraukannya. Pada suatu hari, Pangeran Bumidirja memutuskan untuk meninggalkan istana kerajaan. Ia mengembara sampai ke daerah Bagelen dan akhirnya menetap di daerah Panjer. Di daerah baru itu Pangeran Bumidirja hidup sebagai petani. Agar tidak mudah dikenali ia mengganti namanya menjadi Kyai Bumi.

Beberpa versi tentang Kebumen yang berhubungan dengan Mataram sebanyak induknya.


Seperti halnya Daerah-daerah di Indonesia yang mempunyai latar belakang kultur budaya dan sejarah yang berbeda-beda, Kabupetan Kabumen memiliki sejarah tersendiri yaitu berdiri Kabupaten Kebumen dimana maksud yang dikandung untuk memberikan rasa bangga dan memiliki bagi warga masyarakat Kabupaten Kebumen yang selanjutnya dapat menumbuh kembangkan potensi-potensi yang ada sehingga dapat memajukan pembangunan di segala bidang . Sejarah awal mulanya adanya Kebumen tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Mataram Islam. Hal ini disebabkan adanya beberapa keterkaitan peristiwa yang ada dan dialami Mataram membawa pengaruh bagi terbentuknya Kebumen yang masih didalam lingkup kerajaan Mataram. Di dalam Struktur kekuasaan Mataram lokasi kebumen termasuk di daerah Manca Negara Kulon ( wilayah Kademangan Karanglo ) dan masih dibawah Mataram. Berdasarkan Perda Kab. Kebumen nomor 1 tahun 1990 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten kebumen dan beberapa sumber lainnya dapat diketahui latar belakang berdirinya Kabupaten kebumen
antara lain ada beberapa versi yaitu :

ASAL-USUL KEBUMEN



Sejarah awal mula adanya Kebumen tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Mataram Islam. Hal ini disebabkan adanya beberapa keterkaitan peristiwa yang ada dan dialami Mataram membawa pengaruh bagi terbentuknya Kebumen. Disamping itu memang daerah yang kemudian jadi Kebumen adalah masih di dalam lingkup Mataram. Di dalam struktur kekuasaan yang memiliki kawasan daerah: Negara Agung, Kuta Negara, Manca Negara dan daerah Bang Wetan serta Bang Kulon. Lokasi Kebumen termasuk di daerah Manca Negara Bang Kulon. Semenjak belum ada nama Kebumen, daerah ini tepatnya di Karanglo, sudah terdapat penguasa Kademangan di bawah Mataram (Zaman Panembahan Senopati sekitar tahun 1584).

Rabu, 02 Maret 2011

LEGENDA RADEN KAMANDAKA (LUTUNG KASARUNG)



Di Jawa Barat pada jaman dahulu kala ada sebuah Kerajaan Hindu yang besar dan cukup kuat, yaitu berpusat di kota Bogor. Kerajaan itu adalah Kerajaan "Pajajaran", pada saat itu raja yang memerintah yaitu Prabu Siliwangi. Beliau sudah lanjut usia dan bermaksud mengangkat Putra Mahkotanya sebagai penggantinya. Prabu Siliwangi mempunyai tiga orang putra dan satu orang putri dari dua Permaisuri, dari permaisuri yang pertama mempunyai dua orang putra yaitu: Banyak Cotro dan Banyak Ngampar. Namun sewaktu Banyak Cotro dan Banyak Ngampar masih kecil ibunya telah meninggal.
Maka Prabu Siliwangi akhirnya kawin lagi dengan permaisuri yang kedua, yaitu Kumudaningsih. Pada waktu Dewi Kumuudangingsih diambil menjadi Permaisuri oleh Prabu Siliwangi, ia mengadakan perjanjian,